Niscaya Rindu
------------
Dibawah sabit rindu nan meradang.
Duduk melamun daku di asuh angin.
Ditiap malam malam kelabu.
Kutunaikan ibadah puisi.
Yang fardu kumaknai setiap malam.
Sebab hanya dalam puisi dirimu dapat kutemukan.
Sebab dalam puisi aku bisa mencintai mu tanpa spasi.
Syahdan ketika aku asyik mansyuk melangut rasa.
Sesuatu membelai pipi dan sekujur tubuh.
Kukira itu engkau yang sedang mendekapku.
Ternyata,
Kafilah-kafilah angin yang datang dari selatan.
Ku maki maki laknatnya malam.
Yang kerap memanggil manggil namamu dalam keniscayaan.
Barangkali aku terlalu melambungkan khayal.
Pantas saja,
Yang kutemui hanya bayangmu.
VenandaRA
(@selasar.imaji)
Komentar
Posting Komentar